Translate

Sabtu, 17 Mei 2014

tela'ah kurikulum 2013



MAKALAH
KURIKULUM 2013

disusun guna melengkapi tugas :
Mata kuliah                         :  Telaah Kurikulum Bahasa Arab



Dosen Pengampu                :  Muhammad Jaeni, M. Pd, M. Ag

Disusun oleh :

Moh. Abdurrohim
(2022 111 084)


PBA  A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
 2013


PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran pasti tidak terlepas dari adanya kurikulum, sehingga peserta didik akan lebih ditekankan aspek tertentu. Seperti halnya dalam kurikulum 2013 pembelajaran peserta didik lebih ditekankan pada aspek afektifnya dari pada aspek-aspek yang lain. Hal ini sesuai dengan undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pengembangan kurikulum, diharapkan dapat mewujudkan proses berkembanganya pendidikan dan kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di maasa depan, yang diyakini dapat menjadi factor determiinan bagi tumbuh dan berkembangnya bangsa terlebih bagi negara Indonesia disepanjang zaman.


PEMBAHASAN
           
Kurikulum 2013 lahir dilandasi dengan berbagai fenomena di masyarakat. Diantaranya, kemajuan teknologi informasi, masalah globalisasi, merosotnya moral dikalangan pelajar seperti perkelahian pelajar, narkoba, kecurangan dalam ujian, dan pandangan masyarakat yang menganggap pendidikan menitik beratkan aspek kognitif serta beban siswa dalam menerima pelajaran pun terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran. Selain itu juga, kurangnya muatan pendidikan karakter siswa juga menjadi faktor utama munculnya kurikulum 2013.
Dokumen Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, pada tanggal 29 Nopember 2012 dalam bentuk power point, pdf yang terdiri dari 99 halaman ditambah 2 halaman Kata Pengantar khusus yang dikeluarkan oleh Kapusbuk Kemendikbud. Mengacu pada permendiknas tentang No. 22/2006 Standar Isi, Permendiknas tentang No. 23/2006 Standar Kompetensi Lulusan, Permendiknas tentang 20/200 Standar Penilaian Pendidikan dan Permendiknas tentang No. 41/2007 Standar Proses untuk Satuan Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Keempat Permendiknas tersebut ditulis sesuai dengan kerangka produk hukum yang secara garis besar terdiri atas:
v  Konsideran menimbang, mengingat, memperhatikan, menetapkan
v  Ketentuan yang berisi pengertian yang digunakan pada produk hukum terkait
v  Batang tubuh isi
v Ketentuan penutup
Model kurikulum 2013 menunjukkan bahwa pada tingkat pendidikan dasar lebih Integrated dan Correlated yang lebih sesuai dengan fundamen dan esensi pendidikan dasar sebagai basic/fundamental education. Sedangkan pada tingkat pendidikan menengah melakukan separated yang menuju spesialisasi. Hal ini yang membuat kurikulum 2013 mendatangkan hal-hal yang baru seperti pembelajaran tematik integrative pada SD, tidak adanya istilah mata pelajaran IPA dan IPS di SD serta memberikan keringanan pada guru yang tidak perlu menyusun Silabus dan RPP yang dikarenakan akan disiapkan buku babon (buku pokok) oleh Kemendikbud. Kemudian juga adanya penerapan SKS pada sekolah menengah berkategori mandiri.

Kurikulum 2013
Kelebihan
Kekurangan
  • Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) yang memerlukan penambahan jam pelajaran
  •  Kurikulum 2013 sebagai ajang proyek pencitraan Kemendikbud diakhir kepengurusan dengan meningkatkan hasil kinerja yang mempu memberikan solusi terhadap permasalahan di dalam dunia pendidikan. 
  • Mewujudkan sosok KTSP Subtantif: pendidikan berbasis kebutuhan dan potensi lokal (muatan lokal diwadahi Kurda, hivdden curiculum yang diakomodasi dalam kepramukaan, KSR, UKS. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di masyarakat, alam dan sekolah). 
  • Kurikulum 2013 dinilai produk instan dengan melakukan sosialisasi waktu yang relatif singkat serta tidak adanya evaluasi-akademik terhadap kurikulum sebelumnya secara signifikan. Selain itu juga perubahan kurikulum di luar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Serta bertentangan dengan PP No. 19 tahun2005 mengenai standar nasional pendidikan. 
  • Kurikulum 2013 ini bertujuan untuk memberikan pendidikan jiwa dan raga secara implementatif serta bertujuan untuk keberhasilan siswa di bidang ilmu pengetahuan serta berkarakter mulia dan berwawasan kebangsaan secara Nasional.
  • Kurikulum 2013 dinilai sebagai ladang ‘korupsi’. Dikarenakan anggaran kurikulum ini meningkat drastis dari 684,4 Miliar menjadi 2,49 Triliun. Anggaran kurikulum 2013 ini salah satunya akan digunakan untuk pembuatan buku babon (buku pokok) yang disusun mepet dan juga pelatihan untuk guru inti dan guru massal 52 jam pertemuan yang setara 5 hari. 

  • Kurikulum 2013 ini membuat ketidakpercayaan terhadap guru dengan disediakannya silabus dan buku babon. Guru hanya menjadi ‘operator’ mengajar bukan mendidik.

Peristiwa Sosiologis yang menandai munculnya Kurikulum 2013:
            Pergantian kurikulum 2013 ini penyebabnya bukan hanya karena semangat zaman yang berubah, melainkan kepemimpinan politik yang kemudian acuannya adalah kepentingan ekonomi global. Masyarakat melihat adanya kepentingan yang saling bersaing dan arena pertikaian dalam dunia pendidikan. Begitu pun negara sebagai alat pemaksa yang dipakai oleh pemerintah untuk membuat para guru tunduk pada kemauannya. Dengan adanya buku babon yang mengekang kreativitas guru. Sehingga siswa yang menjadi objek akan selalu dalam keadaan dilematis. Perubahan seperti pengurangan mata pelajaran namun menambah jam pelajaran merupakan konflik yang terjadi atas pertikaian pemerintah yang memaksa kehendaknya sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti yang diungkapkan oleh Marx, birokrasi adalah alat eksploitasi kaum borjuis terhadap kaum proletar.

Konten Materi Sosiologi:
            Pada kurikulum 2013 tingkat SMA, mata pelajaran sosiologi dipadukan dengan antropologi. Hal ini juga memberikan sedikit perbedaan konsep yang ada di dalam KTSP, tetapi tidak ada dalam kurikulum 2013. Antara lain adalah interaksi sosial dan lembaga sosial. Tak hanya itu saja kurikulum ini pun lebih komprehensif dan mencerminkan pendidikan yang utuh, karena menyatukan keyakinan, sikap, pengetahuan dan tindakan. Hal itulah yang menjadi beban berat guru yang harus mampu mengintegrasikan semuanya. Karena kurikulum ini juga menggunakan pendekatan student center atau pembelajaran siswa aktif.[1]


Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1)      Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
2)      Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3)      Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
4)      Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
5)      Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.
6)      Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7)      Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8)      Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.
9)      Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.
10)  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
11)  Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.[2]


KESIMPULAN

Kurikulum 2013 lahir dilandasi dengan berbagai fenomena di masyarakat. Diantaranya,yakni merosotnya moral dikalangan pelajar seperti perkelahian pelajar, narkoba, dan juga kecurangan dalam ujian. Selain itu juga, dikarenakan kurangnya muatan pendidikan karakter siswa juga menjadi faktor utama munculnya kurikulum 2013.
Dokumen Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud, pada tanggal 29 Nopember 2012 dalam bentuk power point dan pdf.
Pergantian kurikulum 2013 ini penyebabnya bukan hanya karena semangat zaman yang berubah. Melainkan kepemimpinan politik yang kemudian acuannya adalah kepentingan ekonomi global.


DAFTAR PUSTAKA


Analisis Kurikulum 2013 _ Cinderella Berjilbab.html, 17 desember 2013, 22.00 WIB
Dokumen Kurikulum 2013, Kememtrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Hlm 9


[1] Analisis Kurikulum 2013 _ Cinderella Berjilbab.html, 17 desember 2013, 22.00 WIB
[2] Dokumen Kurikulum 2013, Kememtrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Hlm 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent

Comments

About