Translate

Sabtu, 17 Mei 2014

metode penelitian



TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas :
Mata kuliah                          :  Metodologi Penelitian

Disusun oleh:

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
 2012




PENDAHULUAN

            Untuk mendapat sebuah kebenaran yang pasti, perlu dilakukan penelitian. Dalam penyusunan penelitian tersebut juga tidak asal-asalamn meneliti. Melainkan harus dengan prosedur yang telah ditentukan, agar penelitian dapayt dilakukan dengan mudah dan dapat menghasilkan hasil yang baik. Penelitian tersebut dilakukan agar apa yang menjadi permasalahan yang masih samar dapat menemukan suatu kepastian.
            Tahapan penelitian adalah suatu cara agar seorang peneliti dapat mudah meneliti suatu masalah dengan prosedur yang benar. Dalam tahapan-tahapan penelitian tersebut juga dilakukan agar penelitian dapay disusun dengan urutan yang benar. Dan massalah yang sedang diteliti dapat diteliti dengan mudah tanpa masalah.

















PEMBAHASAN
TAHAP-TAHAP PENELITIAN
A.    Tahap Perencanaan
1.      Penentuan Atau Pemilihan Masalah
Tujuan suatu penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan jawaban terhadap suatu masalah. Oleh karena itu pada setiap penelitian, tahap pertamanya adalah menentukan atau memilih sesuatu pokok masalah yang akan diteliti.
Artinya, pada tahap pertama, penelitian tidak cukup hanya memilih atau menentukan pokok masalah yang akan diteliti. Karena suatu pokok masalah belum dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa dan apa itu diteliti.[1]

2.      Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah peneliti memaparkan suatu uraian yang menunjukan latar belakang dipilihnya masalah yang hendak ditelitinya. Latar belakang trsebut berkaitan erat dengan sumber “dari mana” masalah itu dimunculkan; ada masalah penelitian yang dimunculkan; ada dari hasil menelaah hasil-hasil penelitian; dari hasil menelaah kebijakan (policy) pemerintahan dan lembaga lainya; dari hasil pengamatan dalam lingkungan atau kerja keprofesian, atau hasil pengamatan sehari-hari; da nada pula masalah penelitian dimunculkan dari kombinasi sumber-sumber yang telah disebutkan tadi.
Dalam konteks dan perspektif penelitian, istlah “masalah” menunjuk pada adanya “pertanyaan empiris” yang jawabanya terletak pada kenyataan empiris. Sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang masih tanda Tanya, sesuatu yang belum terketahui secara pasti, dan jawabanya terletak atau bergantung pada kenyataan empiris, itulah yang disebut dan dimunculkan “masalah penelitian”. Yang menjadi pertanyaan tentunya adalah: mengapa hal tersebut dinilai dan dimunculkan sebagai masalah ? Apa yang melatar belakanginya sehingga hal tersebut disebut dan dimunculkan sebagai masalah? Dalam konteks seperti itulah, istilah “latar belakang masalah” kita dudukan didalam menyusun usulan atau rancangan penelitian.

3.      Perumusan Atau Identifikasi Masalah
Dalam rancangan penelitian, perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan diteliti. Rumusanya perlu jelas dan tegas, sehingga keseluruhan proses penelitian bisa benar-benar terarah dan terfokus ke alamat yang jelas. Kalau diajukan rumusan umum yang mencerminkan pokok permasalahan yang diteliti, perlu dirinci kedalam rumusan-rumusan yang lebih spesifik dan operasional. Rumusan masalah yang spesifik itu, hendaknya disejalankan dengan” wujud jawaban” yang akan disajikan dan disimpulkan dalam laporan hasil penelitian. [2]

4.      Telaah Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan itu pada umumnya lebih dari 50% kegiatan dalam proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu, sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu sumber acuan umum dan sumber acuan khusus. Teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograp, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil ppenelitian terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang digarap.hasil-hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan khusus yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, bulletin penelitian, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian.[3]

5.      Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Dalam rancangan penelitian, apapun format penelitian yang digunakan (deskriptif ataukah eksplanasi, survey ataukah eksperimen), juga perlu secara tegas dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan.
Rumusan tujuan penelitian tentu saja harus sejalan dan konsisten dengan rumusan masalah penelitian. Apa yang dinyatakan dalam rumusab masalah penelitian juga perlu dinyatakan sebagai tujuan dari sesuatu penelitian, hanya saja formulasinya bisa berbeda.

6.      Perumusan Hipotesis Serta Metode Penelitian
Rumusan hipotesis hendaknya dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang deklaratif. Pernyataan deklaratif dimaksudkan dapat menyatakan arah hubungan diantara variable-variabel yang dinasalahkan keterhubunganya (directional hipotesis), misalnya: para petani yang pendidikanya lebih tinggi akan lebih cepat mengadopsi inovasi dibidang pertanian dibandingkan petani yang pendidikanya lebih rendah, atau semakin tinggi pendidikan petani akan semakin cepat mengadopsi inovasi dibidang pertanian. Pernyataan deklaratif dalam rumusan suatu hipotesis penelitian juga dapat dilakukan dengan tidak menyatakan arah hubungan diantara variable yang dimasalahkan keterhubunganya (non directional hypotesis), misalnya ada perbedaan tingkat kecepatan mengadopsi inovasi pertanian antara petani yang lebih tinggi tingkat pendidikanya dengan petani yang lebih rendah tingkat pendidikanya.
Kedua rumusan hipotesis tadi (menunjukan arah atau tidak menunjukan arah), pada dasarnya menunjukan “bagaimana” kesimpulan hasil penelitian yang diharapkan, dan hal tersebut mempunyai implikasi terhadap besar harga kritik yang dituntut untuk dapat menerima hipotesis penelitian (dalam menafsirkan hasil uji statistic yang dilakukan).
Adapun sumber darimana hipotesis itu dikembangkan, pada dasarnya erat hubunganya dengan sumber “dari mana” masalah penelitian itusendiri dimunculkan. Suatu hipotesis, bisa dikembangkan atau dimuncullkan berdasarkan deduksi dari suatu teori (merupakan kesimpulan logis atau akibat yang logis dikembangkan atau dimunculkan dari suatu teori), lazimnya disebut hipotesis deduktif.
Disamping itu, suatu hipotesis penelitian bisa juga dikembangkan dari hasil mengamati, menjajaki, atau mengalami sejumlah kasus atau fenomena empiris, yang dengan itu kemudian dapat ditarik kesimpulan teoritis hipotesis, lazimnya disebut dengan hipotesis induktif.[4]

B.     Tahap Pelaksanaan

1.      Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpuulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

a.       Pengumpulan data dengan observasi
Nasutsion (1988) mengatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. 

b.      Pengumpulan data dengan wawancara
Esterberg (2002), mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstuksikan makna dalam suatu topic tertentu.
Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

c.       Pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan  dimasa kecil, disekolah, ditempat kerja, dimasyarakat, dan autobiografi.
 
d.      Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi tekhnik berarti peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.[5]

2.      Pengolahan Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut :

a.       Pengklasifikasian data
Pengklasifikasian data dilakukan dengan menggolongkan aneka ragam jawaban kedalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. Pengklasifikasian kategori tersebut penyusunanya harys dibuat berdasarkan kriteria tunggal yaitu setiap kategori harus dibuat lengkap, tidak ada satupun jawaban responden yang tidak mendapat tempat dan kategori yang satu dengan yang lainya tidak tumpang tindih.

b.      Editing
Editing adalah pekerjaan mengoreksi atau melakukan pengecekan. Angket ditarik kembali serta diperiksa apakah setiap pertanyaan sudah dijawab, seandainya sudah dijawab apakah sudah benar.

c.       Koding
Koding yaitu pemberian tanda, simbol atau kode bagi tiap-tiap data yang mtermasuk dalam kategori yang sama, dalam penelitian ini sedang disesuaikan dengan variable penelitian dengan kode.

d.      Skoring
Skoring adalah memberi angka pada lembar jawaban angka tiap subyek skor dari tiap item atau pertanyaan pada angket ditentukan sesuai dengan perangkat option.

e.       Tabulasi
Tabulasi adalah usaha penyajian data yang dilakukan engan bentuk table. Pengolahan data yang berbentuk table ini biasanya mengarah kepada analisa kuantitatif, pengolahan data yang berbentuk table ini dapat berbentuk table distribusi frekwensi maupun dapat berbentuk table silang.

3.      Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategosi dan satuan uraian dasar ( patton, 1980:268 ). Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan vertifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social,akademis dan ilmiah ( suprayogo, 2003: 191).
Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel melalui instrument yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.
Data ada baiknya disajikan dari bentuk yang sangat sederhana (univariate seperti distribusi frekuensi), kemudian diakhiri dengan penyajian data yang relative kompleks seperti penyajian tabel analisis multivariate. Penyederhanaan alur penyajian data tersebut diharapkan dapat membantu para pembaca pelaporan penelitian kita untuk dapat memahami keutuhan pelaporan secara lebih integratif.
 Disamping itu dalam pelaporan juga ada baiknya dipertimbangkan agar data yang disajikn diringkas terlebih dahulu. Untuk data kuantitatif ada baiknya disajikan tendensi sentral dari masing-masing data yangee disajikan seperti nilai rata-rata (mean, median, modus, kwartil, decile dsb). Untuk data perkembangan dan komparasi, ada baiknya disajikan dalam bentuk grafis. Dan yang terakhir menggunakan simbol-simbol statistic agar pihak lain dengan mudah dapat memahami isi laporan.
Analisis data dalam penelitian kuantitatif lazim disebut analisis statistik karena menggunakan runmus-rumus statistika. Statistic dalam analisis dibedakan menjadi dua, statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis suatu data dari hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Statistik inferensial dibedakan menjadi dua yaitu, parametrik dan non parametrik.apabila data yang dikumpulkan adalah data yang bersumber dari data primer (melibatkan responden) maka perlu ada pengujian instrumen penelitian yaitu uji validitas dan reliabilitas data terlebih dahulu.[6]

C.     Tahap Penulisan Laporan Penelitian
1.      Tekhnik penulisan laporan
Dalam pembahasan ini, mencakup tiga hal, yaitu cara penulisan, gaya penulisan, dan diakhiri dengan petunjuk umum penulis. Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 172-175), cara penulisan suatu laporan penelitian biasanya diarahkan oeh suatu fokus yang berarti bahwa penulis memutuskan untuk memberitahukan keinginannya kepada para pembaca.
 Focus itu dapat berupa tesis, tema, atau topic. Tesis ialah proposisi yang disajikan kemudian diikuti dengan argumentasi. Tesis itu bisa diangkat dari perbandingan hasil penelitian yang sedang dilakukan dengan apa yang dikatakan oleh kepustakaan profesional.tema ialah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data. Tema ini dapat dirumuskan dalam beberapa tingkatan abstraksi yang berasal dari pernyataan-pernyataan tentang jenis latar tertentu menjadi pernyataan universal tentang makhluk hidup, perilakunya atau situasi. Topic yaitu satuan aspek tertentu tentang apa yang sedang diteliti dan suatu ide mengenai hal itu.
Persoalan kedua yang dibahas ialah gaya penulisan. Gaya penulisan dapat dinyatakan berada diantara suatu kontinuun. Disuatu pihak terdapat gaya penulisan formal dan tradisional dan dipihak lain ada gaya penulisan yang terlampau longgar, deskriptif, menceritakan peristiwa yang berkepanjangan terlebih dahulu, baru pada akhirnya menarik kesimpulan.

2.      Petunjuk penulisan laporan
Ada enam petunjuk penulisan yang diberikan oleh Lincoln dan Gube (1985: 365-366 ) :
a)      Penulisan hendaknya dilakukan secara informal
Dalam penelitian kualitatif, tugas seorang peneliti pada dasarnya emik, hal itu berarti bahwa ia perlu memberikan gambaran tentang dunia lapangan penelitian yang dilihat dari segi bagunan yang dipakai oleh responden, melihat dunia dari segi pandangan sebagai apa adanya, dan menyatakan bangunan dari segi bahasa mereka. Penyajian sedemikian terurai sehingga peneliti lainya yang datang ketempat itu akan memperoleh gambaran yang sama.
b)      Penulisan itu hendaknya bersifat penafsiran atau evaluative
Dengan kata lain, jika seorang peneliti menggambarkan bangunan responden, janganlah dikacaukan dengan bangunan peneliti sendiri. Penafsiran dan evaluasi itu harus didasarkan atas data itu sendiri.
c)      Penulis hendaknya menyadari jangan sampai terlalu banyak data yang dimasukan
Pada mulanya laporan yang disusun akan menjadi banyak dan sangat tebal. Makin hari peneliti makin berpengalaman dalam menulis laporan. Berdasarkan pengalaman tersebut akan tiba saatnya dalam dirinya terbentuk kriteria sehingga bahan yang dimasukan akan terbatasi dengan sendirinya.
d)     Penulis hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama dan menjaga kerahasiaanya
Hal ini perlu dilakukan karena walaupun nama subyek dan nama lokasi telah diubah, namun demikian jika uraianya jelas, barangkali orang lain akan tetap dapat mengenalnya.
e)      Penulis hendaknya tetap melaksanakan penjajakan audit
Penelusuran auditing merupakan tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang baik dan penting. Oleh karena itu, hal itu tetap harus dlaksanakan, dan untuk itu peneliti hendaknya membuat catatan tentang setiap langkah kegiatan.
f)       Penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporanya dan bertekad untuk menyelesaikanya
Batas waktu itu dikaitkan dengan perubahan yang mungkin terjadi pada latar penelitian. Maksudnya ialah agar peneliti dapat menyelesaikan laporan sebelum perubahan terjadi.[7]














PENUTUP

Tahap-tahap penelitian kualitatif dengan salah satu ciri ppokoknya peneliti menjadikan sebagai alat penelitian , khususnya analisis data ciri khasnya Ssudah dimulai sejak awal pengumpulan data. Hal itu yang amat berbeda dengan pendekatan yang menggunakan eksperimen. Dalam pembahasan lkali ini mempersoalkan tahap-tahap penelitian yang nantinya memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan pelaksanaan pengumpulan data, analisis dan penafsiran data sampai penulisan laporan dari hasil penelitian.


































DAFTAR PUSTAKA

Faisal,Sanapiah. 1995. Format-Format  Penelitian Social Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta: PT raja grafindo.

Suryabrata, Sumadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT raja grafindo.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: teras.

Moleong, Lexy j. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.


[1] Sanapiah Faisal, Format-Format  Penelitian Social Dasar-Dasar Dan Aplikasi, (Jakarta: PT raja grafindo, 1995), hlm: 29-30
[2]ibid,  hlm: 96-98
[3] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT raja grafindo, 1997), hlm:65-66
[4] Ibid, hlm:  100-104
[5] Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, ( Bandung: Alfabeta, 2008 ), hlm: 224-241
[6]  Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, ( Yogyakarta: teras, 2011 ), hlm: 93-98             
[7] Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( PT Remaja Rosdakarya, 1998), hlm: 227-230

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent

Comments

About