TAHAP-TAHAP
PENELITIAN
Makalah ini
disusun guna melengkapi tugas :
Mata kuliah : Metodologi Penelitian
Disusun oleh:
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Untuk mendapat
sebuah kebenaran yang pasti, perlu dilakukan penelitian. Dalam penyusunan
penelitian tersebut juga tidak asal-asalamn meneliti. Melainkan harus dengan
prosedur yang telah ditentukan, agar penelitian dapayt dilakukan dengan mudah
dan dapat menghasilkan hasil yang baik. Penelitian tersebut dilakukan agar apa
yang menjadi permasalahan yang masih samar dapat menemukan suatu kepastian.
Tahapan penelitian
adalah suatu cara agar seorang peneliti dapat mudah meneliti suatu masalah
dengan prosedur yang benar. Dalam tahapan-tahapan penelitian tersebut juga
dilakukan agar penelitian dapay disusun dengan urutan yang benar. Dan massalah
yang sedang diteliti dapat diteliti dengan mudah tanpa masalah.
PEMBAHASAN
TAHAP-TAHAP PENELITIAN
A.
Tahap
Perencanaan
1.
Penentuan
Atau Pemilihan Masalah
Tujuan suatu penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan
jawaban terhadap suatu masalah. Oleh karena itu pada setiap penelitian, tahap
pertamanya adalah menentukan atau memilih sesuatu pokok masalah yang akan
diteliti.
Artinya, pada tahap pertama, penelitian tidak cukup hanya memilih
atau menentukan pokok masalah yang akan diteliti. Karena suatu pokok masalah
belum dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa dan apa itu diteliti.[1]
2.
Latar
Belakang Masalah
Latar belakang masalah peneliti memaparkan suatu uraian yang
menunjukan latar belakang dipilihnya masalah yang hendak ditelitinya. Latar
belakang trsebut berkaitan erat dengan sumber “dari mana” masalah itu
dimunculkan; ada masalah penelitian yang dimunculkan; ada dari hasil menelaah
hasil-hasil penelitian; dari hasil menelaah kebijakan (policy) pemerintahan dan
lembaga lainya; dari hasil pengamatan dalam lingkungan atau kerja keprofesian,
atau hasil pengamatan sehari-hari; da nada pula masalah penelitian dimunculkan
dari kombinasi sumber-sumber yang telah disebutkan tadi.
Dalam konteks dan perspektif penelitian, istlah “masalah” menunjuk
pada adanya “pertanyaan empiris” yang jawabanya terletak pada kenyataan
empiris. Sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang masih tanda Tanya, sesuatu yang
belum terketahui secara pasti, dan jawabanya terletak atau bergantung pada
kenyataan empiris, itulah yang disebut dan dimunculkan “masalah penelitian”.
Yang menjadi pertanyaan tentunya adalah: mengapa hal tersebut dinilai dan
dimunculkan sebagai masalah ? Apa yang melatar belakanginya sehingga hal
tersebut disebut dan dimunculkan sebagai masalah? Dalam konteks seperti itulah,
istilah “latar belakang masalah” kita dudukan didalam menyusun usulan atau
rancangan penelitian.
3.
Perumusan
Atau Identifikasi Masalah
Dalam rancangan penelitian, perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah
yang akan diteliti. Rumusanya perlu jelas dan tegas, sehingga keseluruhan
proses penelitian bisa benar-benar terarah dan terfokus ke alamat yang jelas.
Kalau diajukan rumusan umum yang mencerminkan pokok permasalahan yang diteliti,
perlu dirinci kedalam rumusan-rumusan yang lebih spesifik dan operasional.
Rumusan masalah yang spesifik itu, hendaknya disejalankan dengan” wujud
jawaban” yang akan disajikan dan disimpulkan dalam laporan hasil penelitian. [2]
4.
Telaah
Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari
teori-teori, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis
bagi penelitian yang akan dilakukan itu pada umumnya lebih dari 50% kegiatan
dalam proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu, sumber bacaan merupakan
bagian penunjang penelitian yang esensial.
Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu sumber acuan umum dan sumber acuan khusus. Teori dan
konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu
kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograp, dan
sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil
ppenelitian terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang
digarap.hasil-hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya dapat
diketemukan dalam sumber acuan khusus yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal,
bulletin penelitian, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat
laporan hasil penelitian.[3]
5.
Tujuan
Dan Kegunaan Penelitian
Dalam rancangan penelitian, apapun format penelitian yang digunakan
(deskriptif ataukah eksplanasi, survey ataukah eksperimen), juga perlu secara
tegas dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan.
Rumusan tujuan penelitian tentu saja harus sejalan dan konsisten
dengan rumusan masalah penelitian. Apa yang dinyatakan dalam rumusab masalah
penelitian juga perlu dinyatakan sebagai tujuan dari sesuatu penelitian, hanya
saja formulasinya bisa berbeda.
6.
Perumusan
Hipotesis Serta Metode Penelitian
Rumusan hipotesis hendaknya dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang
deklaratif. Pernyataan deklaratif dimaksudkan dapat menyatakan arah hubungan
diantara variable-variabel yang dinasalahkan keterhubunganya (directional
hipotesis), misalnya: para petani yang pendidikanya lebih tinggi akan lebih
cepat mengadopsi inovasi dibidang pertanian dibandingkan petani yang
pendidikanya lebih rendah, atau semakin tinggi pendidikan petani akan semakin
cepat mengadopsi inovasi dibidang pertanian. Pernyataan deklaratif dalam
rumusan suatu hipotesis penelitian juga dapat dilakukan dengan tidak menyatakan
arah hubungan diantara variable yang dimasalahkan keterhubunganya (non
directional hypotesis), misalnya ada perbedaan tingkat kecepatan mengadopsi
inovasi pertanian antara petani yang lebih tinggi tingkat pendidikanya dengan
petani yang lebih rendah tingkat pendidikanya.
Kedua rumusan hipotesis tadi (menunjukan arah atau tidak menunjukan
arah), pada dasarnya menunjukan “bagaimana” kesimpulan hasil penelitian yang
diharapkan, dan hal tersebut mempunyai implikasi terhadap besar harga kritik
yang dituntut untuk dapat menerima hipotesis penelitian (dalam menafsirkan
hasil uji statistic yang dilakukan).
Adapun sumber darimana hipotesis itu dikembangkan, pada dasarnya
erat hubunganya dengan sumber “dari mana” masalah penelitian itusendiri
dimunculkan. Suatu hipotesis, bisa dikembangkan atau dimuncullkan berdasarkan
deduksi dari suatu teori (merupakan kesimpulan logis atau akibat yang logis
dikembangkan atau dimunculkan dari suatu teori), lazimnya disebut hipotesis
deduktif.
Disamping itu, suatu hipotesis penelitian bisa juga dikembangkan
dari hasil mengamati, menjajaki, atau mengalami sejumlah kasus atau fenomena
empiris, yang dengan itu kemudian dapat ditarik kesimpulan teoritis hipotesis,
lazimnya disebut dengan hipotesis induktif.[4]
B.
Tahap
Pelaksanaan
1.
Pengumpulan
Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpuulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
a.
Pengumpulan
data dengan observasi
Nasutsion (1988) mengatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
b.
Pengumpulan
data dengan wawancara
Esterberg (2002), mendefinisikan wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,
sehingga dapat dikonstuksikan makna dalam suatu topic tertentu.
Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
c.
Pengumpulan
data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih
kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, disekolah, ditempat kerja,
dimasyarakat, dan autobiografi.
d.
Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Triangulasi tekhnik berarti peneliti menggunakan tekhnik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama.[5]
2.
Pengolahan
Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data penelitian
adalah sebagai berikut :
a.
Pengklasifikasian
data
Pengklasifikasian data dilakukan dengan menggolongkan aneka ragam
jawaban kedalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas.
Pengklasifikasian kategori tersebut penyusunanya harys dibuat berdasarkan
kriteria tunggal yaitu setiap kategori harus dibuat lengkap, tidak ada satupun
jawaban responden yang tidak mendapat tempat dan kategori yang satu dengan yang
lainya tidak tumpang tindih.
b.
Editing
Editing adalah pekerjaan mengoreksi atau melakukan pengecekan.
Angket ditarik kembali serta diperiksa apakah setiap pertanyaan sudah dijawab,
seandainya sudah dijawab apakah sudah benar.
c.
Koding
Koding yaitu pemberian tanda, simbol atau kode bagi tiap-tiap data
yang mtermasuk dalam kategori yang sama, dalam penelitian ini sedang
disesuaikan dengan variable penelitian dengan kode.
d.
Skoring
Skoring adalah memberi angka pada lembar jawaban angka tiap subyek
skor dari tiap item atau pertanyaan pada angket ditentukan sesuai dengan
perangkat option.
e.
Tabulasi
Tabulasi adalah usaha penyajian data yang dilakukan engan bentuk
table. Pengolahan data yang berbentuk table ini biasanya mengarah kepada
analisa kuantitatif, pengolahan data yang berbentuk table ini dapat berbentuk
table distribusi frekwensi maupun dapat berbentuk table silang.
3.
Analisis
Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategosi dan satuan uraian dasar (
patton, 1980:268 ). Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan vertifikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai social,akademis dan ilmiah ( suprayogo, 2003: 191).
Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel
melalui instrument yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam
penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.
Data ada baiknya disajikan dari bentuk yang sangat sederhana
(univariate seperti distribusi frekuensi), kemudian diakhiri dengan penyajian
data yang relative kompleks seperti penyajian tabel analisis multivariate.
Penyederhanaan alur penyajian data tersebut diharapkan dapat membantu para
pembaca pelaporan penelitian kita untuk dapat memahami keutuhan pelaporan
secara lebih integratif.
Disamping itu dalam pelaporan
juga ada baiknya dipertimbangkan agar data yang disajikn diringkas terlebih
dahulu. Untuk data kuantitatif ada baiknya disajikan tendensi sentral dari
masing-masing data yangee disajikan seperti nilai rata-rata (mean, median,
modus, kwartil, decile dsb). Untuk data perkembangan dan komparasi, ada baiknya
disajikan dalam bentuk grafis. Dan yang terakhir menggunakan simbol-simbol
statistic agar pihak lain dengan mudah dapat memahami isi laporan.
Analisis data dalam penelitian kuantitatif lazim disebut analisis
statistik karena menggunakan runmus-rumus statistika. Statistic dalam analisis
dibedakan menjadi dua, statistic deskriptif dan statistic inferensial.
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis suatu
data dari hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk membuat kesimpulan
yang lebih luas. Statistik inferensial dibedakan menjadi dua yaitu, parametrik
dan non parametrik.apabila data yang dikumpulkan adalah data yang bersumber
dari data primer (melibatkan responden) maka perlu ada pengujian instrumen
penelitian yaitu uji validitas dan reliabilitas data terlebih dahulu.[6]
C.
Tahap
Penulisan Laporan Penelitian
1.
Tekhnik
penulisan laporan
Dalam pembahasan ini, mencakup tiga hal, yaitu cara penulisan, gaya
penulisan, dan diakhiri dengan petunjuk umum penulis. Menurut Bogdan dan Biklen
(1982: 172-175), cara penulisan suatu laporan penelitian biasanya diarahkan oeh
suatu fokus yang berarti bahwa penulis memutuskan untuk memberitahukan
keinginannya kepada para pembaca.
Focus itu dapat berupa
tesis, tema, atau topic. Tesis ialah proposisi yang disajikan kemudian diikuti
dengan argumentasi. Tesis itu bisa diangkat dari perbandingan hasil penelitian
yang sedang dilakukan dengan apa yang dikatakan oleh kepustakaan
profesional.tema ialah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data. Tema
ini dapat dirumuskan dalam beberapa tingkatan abstraksi yang berasal dari
pernyataan-pernyataan tentang jenis latar tertentu menjadi pernyataan universal
tentang makhluk hidup, perilakunya atau situasi. Topic yaitu satuan aspek
tertentu tentang apa yang sedang diteliti dan suatu ide mengenai hal itu.
Persoalan kedua yang dibahas ialah gaya penulisan. Gaya penulisan
dapat dinyatakan berada diantara suatu kontinuun. Disuatu pihak terdapat gaya
penulisan formal dan tradisional dan dipihak lain ada gaya penulisan yang
terlampau longgar, deskriptif, menceritakan peristiwa yang berkepanjangan
terlebih dahulu, baru pada akhirnya menarik kesimpulan.
2.
Petunjuk
penulisan laporan
Ada enam petunjuk penulisan yang diberikan oleh Lincoln dan Gube
(1985: 365-366 ) :
a)
Penulisan
hendaknya dilakukan secara informal
Dalam penelitian kualitatif, tugas seorang peneliti pada dasarnya
emik, hal itu berarti bahwa ia perlu memberikan gambaran tentang dunia lapangan
penelitian yang dilihat dari segi bagunan yang dipakai oleh responden, melihat
dunia dari segi pandangan sebagai apa adanya, dan menyatakan bangunan dari segi
bahasa mereka. Penyajian sedemikian terurai sehingga peneliti lainya yang
datang ketempat itu akan memperoleh gambaran yang sama.
b)
Penulisan
itu hendaknya bersifat penafsiran atau evaluative
Dengan kata lain, jika seorang peneliti menggambarkan bangunan
responden, janganlah dikacaukan dengan bangunan peneliti sendiri. Penafsiran
dan evaluasi itu harus didasarkan atas data itu sendiri.
c)
Penulis
hendaknya menyadari jangan sampai terlalu banyak data yang dimasukan
Pada mulanya laporan yang disusun akan menjadi banyak dan sangat
tebal. Makin hari peneliti makin berpengalaman dalam menulis laporan.
Berdasarkan pengalaman tersebut akan tiba saatnya dalam dirinya terbentuk
kriteria sehingga bahan yang dimasukan akan terbatasi dengan sendirinya.
d)
Penulis
hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama dan menjaga
kerahasiaanya
Hal ini perlu dilakukan karena walaupun nama subyek dan nama lokasi
telah diubah, namun demikian jika uraianya jelas, barangkali orang lain akan
tetap dapat mengenalnya.
e)
Penulis
hendaknya tetap melaksanakan penjajakan audit
Penelusuran auditing merupakan tekhnik pemeriksaan keabsahan data
yang baik dan penting. Oleh karena itu, hal itu tetap harus dlaksanakan, dan
untuk itu peneliti hendaknya membuat catatan tentang setiap langkah kegiatan.
f)
Penulis
hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporanya dan bertekad untuk
menyelesaikanya
Batas waktu itu dikaitkan dengan perubahan yang mungkin terjadi
pada latar penelitian. Maksudnya ialah agar peneliti dapat menyelesaikan
laporan sebelum perubahan terjadi.[7]
PENUTUP
Tahap-tahap penelitian kualitatif dengan salah satu ciri ppokoknya
peneliti menjadikan sebagai alat penelitian , khususnya analisis data ciri
khasnya Ssudah dimulai sejak awal pengumpulan data. Hal itu yang amat berbeda
dengan pendekatan yang menggunakan eksperimen. Dalam pembahasan lkali ini
mempersoalkan tahap-tahap penelitian yang nantinya memberikan gambaran tentang
keseluruhan perencanaan pelaksanaan pengumpulan data, analisis dan penafsiran
data sampai penulisan laporan dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal,Sanapiah. 1995. Format-Format Penelitian Social Dasar-Dasar Dan Aplikasi.
Jakarta: PT raja grafindo.
Suryabrata, Sumadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta:
PT raja grafindo.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
R & D. Bandung: Alfabeta.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis.
Yogyakarta: teras.
Moleong, Lexy j. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT
Remaja Rosdakarya.
[1]
Sanapiah Faisal,
Format-Format Penelitian Social
Dasar-Dasar Dan Aplikasi, (Jakarta: PT raja grafindo, 1995), hlm: 29-30
[3] Sumadi
Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT raja grafindo, 1997),
hlm:65-66
[4]
Ibid, hlm: 100-104
[5]
Sugiyono, Metodologi
Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, ( Bandung: Alfabeta, 2008
), hlm: 224-241
[6]
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis,
( Yogyakarta: teras, 2011 ), hlm: 93-98
[7]
Lexy j.
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( PT Remaja Rosdakarya, 1998),
hlm: 227-230
Tidak ada komentar:
Posting Komentar