Translate

Kamis, 12 September 2013

ushul fiqh



“SYAR’UN MAN QABLANA”


PAMBAHASAN
A.    Pengertiam dan Dasar Hukum
Yang dimaksud dengan syar’un man qablana adalah syari’at yang dibawa para rasul dahulu, sebelum diutus Nabi Muhammad saw yang menjadi petunjuk bagi kaum yang mereka diutus kepadanya, seperti syari’at Nabi Ibrahim as, syari’at Nabi Musa as, syari’at Nabi Daud as, syari’at Nabi Isa as, dan sebagainya.[1]

Pada asas syari’at yang diperuntukkan Allah SWT bagi umat-umat dahulu mempunyai asas yang sama dengan syari’at yang diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad saw, sebagaimana dinyatakan pada firman Allah SWT
 tíuŽŸ° Nä3s9 z`ÏiB ÈûïÏe$!$# $tB 4Óœ»ur ¾ÏmÎ/ %[nqçR üÏ%©!$#ur !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) $tBur $uZøŠ¢¹ur ÿ¾ÏmÎ/ tLìÏdºtö/Î) 4ÓyqãBur #Ó|¤ŠÏãur ( ÷br& (#qãKŠÏ%r& tûïÏe$!$# Ÿwur (#qè%§xÿtGs? ÏmŠÏù 4
“ Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.”
Para ulama ushul fiqh sepakat menyatakan bahwa seluruh syari’at yang diturunkan Allah sebelum Islam melalui para Rasul-Nya telah dibatalkan secara umum oleh syari’at Islam. Mereka juga sepakat mangatakan bahwa pambatalan syari’at-syari’at sebelum Islam itu tidak secara menyeluruh dan rinci, karena masih banyak hukum-hukum syari’at sebelum Islam yang masih berlaku dalam syari’at Islam, seperti beriman kepada Allah, hukuman bagi orang yang melakukan zina, hukuman qisas, dan hukuman bagi tindak pidana pencurian.[1]
 

A.    Kedukdukan dan Macam-macam Syar’u Man Qablana
“Segala apa yang dinukilkan kepada kita dari hukum-hukum syara’ yang telah disyari’atkan Allah SWT. Bagi umat- umat dahulu melalui Nabi-nabi-Nya yang diutus kepada umat itu seperti nabi Ibrahim , Nabi Musa, dan Nabi isa as.”
Para ulama bersikap tegas mengatakan bahwa syari’at-syari’at yang telah disyari’atkan pada umat-umat dahulu telah dimansukh dalam segala bentuknya. Pendapat ini beralasan kepada firman Allah SWT:
`tBur Æ÷tGö;tƒ uŽöxî ÄN»n=óM}$# $YYƒÏŠ `n=sù Ÿ@t6ø)ムçm÷YÏB uqèdur Îû ÍotÅzFy$# z`ÏB z`ƒÌÅ¡»yø9$# ÇÑÎÈ  
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Namun sebagian ulama lainnya menyatakan bahwa tidak semua syari’at-syari’at itu nasakh, ada yang tidak dinasakh dan belaku sampai hari ini, seperti kewajiban beriman kepada Allah SWT, malarang kekafiran, mangharamkan zina, pencurian dan pembunuhan.
 
A.    Kehujjahan Syar’u Man Qablana
Dalam masalah ini para ulama sepakat mengatakan bahwa untuk masalah aqidah, syari’at Islam tidak membatalkannya. Kepercayaan dan keyakinan kepada Allah sejak zaman nabi Adam as. Berlaku sampai sekarang. Demikian juag dalam masalah hukuman pencurian, perzinaan, pembunuhan, dan kekafitan. Hukum-hukum syari’at sebelum Islam yang tidak terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah tidak menjadi syari’at bagi Rasulullah saw. dan umatnya.
Adapun hokum-hukum syari’at sebelum Islam yang ada ketegasan berlakunya bagi umat Islam dalam al-Qur’an, para ulama fiqh mengatakan bahwa hokum itu berlaku dan mengikat bagi umat Islam seperti puasa dan penyembelihan binatang
Selain itu, terdapat hokum-hukum yang tercatum dalam al-Qur’an tetapi tidak ada ketegasan berlakunya bagui umat Muhammad saw. Namun diketahui secara pasti bahwa hokum itu berlaku bagi umat sebelum Islam dan tidak ada pembatalan darui al-Qur’an atau Sunnah rasul.


[1] Chaerul Umam, dkk., Ushul Fiqh 1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), hlm. 171
 


[1] Kamal Muchtar, dkk., Ushul Fiqh, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm. 150

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent

Comments

About